Bila
sudah tiba waktu senja. Ku terdiam, mendengar lagu-lagu terindah
tentang mu. Tentang ibu. Mengingat saat-saat pertamaku dilahirkan..
Pengorbananmu
sungguh besar. Tak pernah aku tahu bagaimana sakitnya, bagaimana
sulitnya sekuat mungkin tenagamu menyelamatkanku hingga ku terlahir
dengan tangisan yang membuat keringat lelahmu kering seketika menyambut hadirku dengan penuh kelembutan senyummu.
Ibu…..nafasmu adalah hidupku..
Senyum mu adalah ketegaranku
Air matamu adalah mutiara dalam hidupku.
Betapa sulitnya membalas semua pengorbananmu. Aku yang hanya membuatmu susah. Membangunkan saat lelap tidurmu.
Pernah
ku ingat kata-kata orang. Bahwa dahulu ketika aku masih bayi. setiap
malam ibu tidak pernah tidur. Tangisanku yang selalu mengganggu, Ia
menimangku, menyusui, bahkan menggantikan popok ditengah malam.
Kini
20 tahun sudah. Rasanya ingin sekali segera membalas semuanya. Wajah
ibu semakin tampak keriputnya. Usianya semakin tua. Rasanya sudah tak
pantas Ia bekerja demi aku. namun Ia begitu pandainya menutupi kelelahan
dan kesedihannya dengan senyuman nya, hingga Ia tampak terlihat lebih
“Muda” Dan “ Mudah” menghadapi apapun. Karena Ibu sudah terbiasa.
Terbiasa membawa kemanapun aku dalam kesibukannya.
Ibu….Kau
dekap aku, tidur dan merasakan belaian kasih sayang mu, kau elus
rambutku, kau cium pipi dan keningku hingga terjatuh air matamu
dipipiku.
Tatkala
saat kutahu ibu menangis, seluruh raga dan jiwa ini bergetar, dadaku
serasa sesak tak sanggup melihat air matamu, tak sanggup mendengar
rintihanmu.
Aku
tahu ibu, aku tahu betapa perihnya, betapa sakitnya bila kataku sering
menyinggungmu. Hanya kata “MAAF “ yang bisa ku ucapkan berharap ibu
memaafkan semua kesalahanku.
Andai
kata air matamu bisa kusulap menjadi mutiara,maka mutiara tersebut kan
kujadikan kenangan dalam hidupku. Kelak bila engkau sudah tiada. Mutiara
tersebut yang menjadi kekuatan untukku agar aku selalu mengingatmu dan mendo’akanmu semoga Allah selalu mendamaikan hidupmu, dan menjagamu.
Andai air matamu juga adalah air yang suci, maka kan kujadikan sebagai air wudhu untuk sholatku.
Tapi
kebesaran hanyalah milik Allah. Sehingga ku takkan pernah mampu
mengubah air mata menjadi mutiara dan air yang suci. Namun semua itu
tanpa pamrih kau berikan tulus cintamu untukku.
Selalu ku berdo’a dan berharap lewat tangan ini, lewat keringat inilah suatu hari nanti aku bisa membalas pengorbananmu walau takkan sepenuhnya bisa tergantikan.
Ibu…..Air
matamu bagai mutiara yang menjadi kekuatan untukku agar selalu tegar
dan tetap bertahan bila topan sekalipun menyapa senyummu yang seketika
hancur bagai karang yang diterjang ombak dilautan maka akan kukembalikan
lagi senyumanmu itu,takkan pernah aku rela dan tega membiarkan wajah
cantikmu redup karena air mata. air matamu yang mengajarkanku kelak aku akan menjadi seorang ibu sepertimu.
Ibu….
Engkau menangis
Menangis dibalik senyummu
Menangis dalam dzikir mu
Menangis dalam sholatmu. Sepanjang hari selalu kau curahkan cerita sedih mu pada Allah.
Maka takkan pernah rela aku melihatmu menangis tersedu..
Aku
ingin selalu membuatmu tersenyum dengan segala ucapan dan sikapku. Ku
ingin bahagiakanmu. Kan ku berikan apa yang bisa kuberikan untukmu hari
ini satu senyuman sekalipun.
Pelukanmu selalu menjadi kehangatan bagiku. Kehangatan yang mendamaikan hati. Kehangatan yang selalu kurindu.
Putih
kasihmu. Belai mesramu. Senyum manismu.selalu membawaku ingin terus
bersenandung tentangmu. Andai aku pulpen maka Kaulah Ibu yang menjadi
kertas tempat tulisan-tulisanku bersandar. Bersandar penuh makna,
harapan dan impian. J
I Love U My Mom……………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar